Kamis, 27 November 2014

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN WISATA (KW) DI STASIUN METEOROLOGI KELAS 1 SERANG OLEH TARUNA STP JURUSAN PI SEMESTER III

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN WISATA (KW) DI  STASIUN METEOROLOGI KELAS 1 SERANG OLEH TARUNA STP JURUSAN TPI SEMESTER III





LAPORAN HASIL KUNJUNGAN WISATA
DI
 STASIUN METEOROLOGI KELAS 1 SERANG










                                                                                                                               
OLEH :
LUKMAN HIDAYAT
PRODI:
TPI-B
NRP.
49121110172

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
JAKARTA
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang  Maha Esa atas segala limpahan rahmat, serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan laporan hasil kunjungan wisata ini tepat pada waktunya.
Pengetahuan tentang meteorologi dalam kalautan dan perikanan sangat penting artinya, mengingat keadaan laut dan segala aspek yang ada di laut, untuk itu perlu adanya bagi seorang pelaut untuk mengetahui pengaruh meteorologi seperti cuaca, gelombang, angin, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang meteorologi bagi seorang pelaut, sehingga pada kesempatan saat ini penulis ingin melaporkan hasil kuliah wisata yang di lakukan di Stasiun Meteorologi kelas 1 yang ada di serang.
Tentu saja laporan yang sederhana ini memiliki banyak kekurangan-kekurangannya, dan oleh karena itu saran-saran yang bersifat membangun , sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan  ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Serang, 27 oktober 2014
Penulis













DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1.  PENDAHULUAN
1.2.        Maksud dan tujuan     …………………………………………………1
1.3.        Waktu dan tempat      …………………………………………………1
1.4.        Ruang lingkup ………………………………………………………….1
1.5.        Peserta peraktek        …………………………………………………2
1.6.        Dosen pembimbing     …………………………………………………2
2.  DATA DAN PEMBAHASAN
           2.1.        Sangkar meteorology …………………………………………………2
           2.2.        Psychometer standar …………………………………………………2
           2.3.        Thermohygrograph     …………………………………………………3
           2.4.        Panci penguapan        …………………………………………………4
           2.5.        Thermometer apung   ………………………………………………....5
           2.6.        Thermometer tanah    …………………………………………………5
           2.7.        Anemometer 0,5 m     …………………………………………………6
           2.8.        Anemometer 10 m      …………………………………………………6
           2.9.        Camble stokes            …………………………………………………7
           2.10.      Barometer       ………………………………………………………….8
           2.11.      Barograph       ………………………………………………………….9
           2.12.      Aws     …………………………………………………………………..9
           2.13.      Penakar hujan ………………………………………………………….9
           2.14.      Penakar hujan automatis        ………………………………………..10
           2.15.      Tehodolite       ………………………………………………………….11
 3.  PENUTUP
3.1.      Kesimpulan……………………………………………………………..12

4. LAMPIRAN-LAMPIRAN



 1.   PENDAHULUAN
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata udara dalam waktu yang singkat di tempat yang sempit. Keadaan rata-rata udara ini di sebut cuaca.Waktu singkat yang dimaksud dalam cuaca tersebut adalah waktu sesaat yang berlangsung dalam hari, jam atau menit. Dengan demikian meteorologi adalah ilmu yang mempelajari cuaca yang berlangsung sesaat di suatu tempat yang sempit.
Lautan dan atmosfer adalah suatu sistem kopel yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. untuk itu bagi seorang yang bekerja di laut tidak hanya harus mengetahui tentang laut tetapi perlu adanya pengetahuan tentang meteorologi. Contoh fenomena kopel atmosfer lautan yang terkenal adalah el-nino dan la-nina. Dinamika lautan mempengaruhi fenomena ini. Selain itu, sistem kopel lautan-atmosfer lainnya MJO (Madden Julian Oscillation), PDO (Pasific Decadal Oscillation) IOD (Indian Ocean Dipole), dan lain-lain. Oleh karena itu, meteorologi di kelautan adalah hal yang wajib dipelajari dan dimengerti.
1.1.    MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan Tujuan dari kunjungan ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yaitu dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada kita tentang apa itu BMKG, bagaimana tempat dan sistem pengolahan data yang dihasilkan dari alat-alat yang dipakai di BMKG. Karena, kita sebagai mahasiswa jurusan Teknologi Penangkapan Ikan(TPI) harus tahu apa yang dimaksud dengan BMKG, tugasnya apa?, dan alat-alat apa saja yang dipergunakan atau yang ada dilokasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tersebut.
1.2.        WAKTU DAN TEMPAT
Kuliah atau kunjungan ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ini dilaksanakan pada tanggal 27 oktober 2014 dengan pengamatan langsung di lokasi Stasiun Meteorologi  kelas 1 Serang dengan alamat jln.raya taktakan no. 27 Serang, Banten. yang meliputi tempat dan sistem pengolahan data yang dihasilkan dan alat-alat yang dipakai.
1.3.        RUANG LINGKUP
Disamping itu juga disertai dengan penjelasan dan tanya jawab dengan pemandu dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) itu sendiri, yang meliputi  :
a. Alat-alat yang ada di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
b. Sistematika pengolahan data yang dihasilkan
c. Mengetahui cara kerja dari masing-masing alat yang ada di BMKG.


1.4.        PESERTA PERAKTEK
Peserta kunjungan peraktek berasal dari Sekolah Tinggi Perikanan semester III jurusan Teknologi Penangkapan Ikan dengan jumlah peserta sebanyak 63 mahasiswa.
1.5.        DOSEN PEMBIMBING PERAKTEK
Para peserta kunjungan peraktek dibimbing oleh dosen pengampu mata kuliah Meteorologi dan Oseanografi Perikanan yakni Bapak H.Arief Efendi, A.pi, S.pi, M.si.





















2.   DATA DAN PEMBAHASAN

2.1.SANGKAR METEOROLOGI

 berfungsi untuk tempat meletakan peralatan Meteorologi.
KETERANGAN:
·         Berventilasi, Double Jalusi  guna untuk mengalirkan udara masuk - keluar.
·         Dicat putih agar memantulkan cahaya (merupakan konversi dari WMO)
·         Tinggi 120 cm dipasang diatas tanah berumput pendek yang terletak paling dekat dua kali (sebaiknya 4 kali) tinggi bendayang berada disekitarnya.

2.2.PSYCHROMETER STANDAR


Alat ini berfungsi untuk mengukur Suhu Udara dan Kelembaban Udara.
KETERANGAN:
•           Satuan : Suhu Derajat Celcius
•           Kelembaban dalam Persen ( %).
•           Thermometer BK menunjukan suudara
•           Thermometer BB menunjukan suhu udara saturasi (lembab)
•           Thermometer BK dan BB digunakan mencari kelembaban udara dengan bantuan Tabel.
•           Thermometer BB, bola air raksa harus selalu basah dengan menggunakan Kain muslin yang selalu basah oleh air  murni (air hujan yang diambil secara langsung).
Terdiri dari 4 buah Thermometer:
a. Thermometer Bola Basah (BB)
b. Thermometer Bola Kering (BK)
c. Thermometer maximum
d.  Thermometer minimum

2.3.THERMOHYGROGRAPH

 Alat ini berfungsi sebagai Pencatat Suhu udara dan Kelembaban Udara (Nisbi) secara otomatis.
KETERANGAN:
•           Satuan: Derajat Calcius & Prosentase (%)
•           Pias harian,  atau Mingguan.
•           Sensor Suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai dan menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan pena  turun.
•           Sensor Kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah Rambut memanjang dan bila udara kering  rambut  memendek.

2.4.PANCI PENGUAPAN (OPEN PAN EVAPORIMETER)
 
Alat ini berfungsi sebeagai Pengukur  Penguapan air langsung.
KETERANGAN:
•           Satuannya milimeter (mm).
•           Ukuran alat tinggi 25,4 cm, diameter 120,7 cm
•           Alat ini di lengkapi dengan:
a.       Tempat / Alat  meletakkan Hook Gauge (STILL WELL)
b.      Alat pengukur tinggi permukaan air ( Hook Gauge ).
c.       Thermometer Apung (Thermometer Max  dan Min)
d.      Cup Counter anemometer tinggi 05 meter (Sebagai pelengkap).






2.5.THERMOMETER APUNG

Thermometer ini merupakan bagian/ kelengkapan dari alat evaporasi panci terbuka. Berfungsi untuk mengetahui suhu permukaan air yang terjadi di permukaan bumi/ tanah. Terdiri dari thermometer maksimum (thermometer air raksa) dan thermometer minimum (thermometer alcohol). Suhu rata-rata air didapat dengan menambahkan suhu makimum dan minimum, kemudian dibagi dua. Letak thermometer harus terapung tepat di permukaan air, sehingga dilengkapi dengan pelampung dibagian depan dan melakang yang terbuat dari bahan yang tahan air/ karat (biasanya almunium). Setelah dilakukan pembacaan, posisi indek pada thermometer minimum harus dikembalikan ke suhu actual dengan memiringkannya. Sedangkan untuk thermometer maksimum, tinggi air raksa juga dikembalikan pada suhu actual dengan menggunakan magnet.

2.6.THERMOMETER TANAH
 Prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan untuk mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan thermometer agar mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm, cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang diperlukan.

2.7.ANEMOMETER 0,5 M

Berfungsi mengukur kecepatan rata rata angin harian dengan ketinggian 0,5 m
•           Satuan  :  Km / Jam 
•           Prinsip kerja seperti garakan Spedometer sepeda motor.


2.8. ANEMOMETER 10m
Fungsi alat :Pencatat Arah dan Kecepatan Angin Sesaat.
KETERANGAN:
·         Satuan  :  Arah Angin ( 8 mata angin )
·          Kecepatan Angin : Knots.  ( 1 Knots = 1.8 Km/Jam = 0.5 m/detil ) 1 mil/jam = 1.6 km/jam
·         Yang dimaksud arah angin yaitu  Arah dari mana angin berhembus.
Terjadinya angin akan menggerakkan lembar logam indikator kecepatan membentuk  penyimpangan ke arah horisontal. Besarnya penyimpangan tersebut tergantung dari besarnyatenaga aliran udara atau hembusan angin. Pembacaan kecepatan angin yang terjadi dapat dilihat pada besarnya penyimpangan lembar logam pada skala kecepatan angin.Sedangkan arah angin dapat dibaca dari wind van dimana ujung depan (terdapat bola besi) adalah menunjukkan arah datangnya angin yang dapat diartikan sebagai arah angin

2.9.CAMPBLE STOKES

Alat ini berfungsi sebagai Pencatat lama penyinaran matahari.
KETERANGAN:
•           Bola Kaca pijal (Bola gelas berbentuk bulat berisi asam air).
•           Satuan : Jam/ Prosentase ( % )
•           Pada saat siang harian.
•           Jenis pias 3 macam :
a.       Lengkung panjang  (15 Okt- 28 Feb)
b.      Lurus  (1 Maret – 11 April) dan (03 Sep – 14 Okt)
c.       Lengkung pendek (12 Aprl – 02 Sept)








2.10.              BAROMETER

Fungis alat ini untuk mengukur tekanan udara
KETERANGAN: 
•           Satuan milibar (mb).
•           Tabung berisi air raksa. Dilengkapi thermometer untuk mengetahui suhu udara dalam ruangan.  Alat ini tidak boleh terkena sinar Matahari & angin langsung dipasang tegak lurus pada dinding yang kuat. Tingggi bejana  satu  meter dari lantai baca termometer yang menempel pada barometer kemudian stel nonius sehingga menyinggung permukaan air raksa, baca skala barometer.
Cara kerja barometer: Jika terjadi kenaikan tekanan udara, maka permukaan kolom raksa dalam tabung tembaga berskala akan naik. Hal ini disebabkan kerena adanya tekanan pada raksa dibejana barometer yang berhubungan langsung dengan udara. Jika tekanan udara turun maka tekanan pada raksadibejana barometer akan berkurang dan permukaan kolom raksa dalam tabung tembaga berskalaakan turun.
Langkah-langkah penbacaan barometer adalah sebagai berikut;
•         membaca suhu barometer
•         Nonius diatur, samapai bagian muka dan bealakang berhimpit dengan permukaankolom air raksa.
•         Tinggi kolom air raksa dibaca.
•         Gunakan koreksi (koreksi suhu)

2.11.              BAROGRAP

Fungsi alat: Alat Pengukur tekanan udara secara otomatis
•           Satuan milibar (mb).
•           Sensor menggunakan tabung hampa udara / kotak logam yang hampa udara yg terbuat dari logam yang sangat lenting. Bila tekanan Atmosfer berubah volume kotak berubah. Perubahan volume kotak di hubungkan dengan tangkai pena dan menggores di pias

2.12.              AWS (Automatic weather station)


Fungsi alat : Pengukur  Suhu udara, Kelembaban, Tekanan Udara, Arah angin, kecepatan angin, curah hujan,   Penyinaran Matahari, secara otomatis
Sensor yang digunakan dalam alat tersebut meliputi :
•   Suhu udara =Derajat celcius,
•   Tekanan   = milibar,
•   Curah hujan =  Milimeter  (mm).
•   Penyinaran matahari =Langley,
•   Kecepatan angin = knaots, km/jam
•   Arah angin = derajat.
Dari sensor tersebut data disimpan didata loger dan disambung melalui kabel ke Komputer  yang  ada diruangan Observasi  untuk melihat tampilan alat tersebut


2.13.              PENAKAR HUJAN OBSERVATION (OBS) Atau OMBROMETER
Fungsi alat  :  Untuk mengukur jumlah Curah Hujan
•  Satuan : Millimeter (mm).
•  Curah hujan di ukur dengan gelas penakar setiap 3 jam sekali dan di jumlahkan selama 24 jam,  pada  Jam  07.00WS
•  merupakan penakar hujan yang paling banyak digunakan di Indonesia dan merupakan "standar" di negara kita.
•  1 milimeter hujan yang ditakar sama volumenya dengan 10 cc  / 10 ml
•  Curah hujan sebesar 1 mm artinya adalah “tinggi” air hujan yang terukur setinggi 1 mm pada daerah seluas 1 m2 (meter persegi). Artinya “banyaknya” air hujan yang turun dengan ukuran 1 mm adalah 1 mm x 1 m2 = 0,001 m3 atau 1 liter.


2.14.              PENAKAR HUJAN OTOMATIS  ( Tipe Hellman)

Fungsi alat : mengukur jumlah Curah Hujan dan  Instensitas Curah hujan  ( tingkat kelebatannya )
•           Satuan   :  milimeter ( mm ) ketelitian sampai 0.2  mm.
•           Setiap hari pias diganti (pias Harian).
•           Hujan  dengan Instensitas lebat bentuk grafik terjal hujan dengan intensitas Ringan  bentuk grafik landai. Waktu terjadi dan berakhirnya hujan dapat diketahui.

18. TEHODOLITE  ( PILOT BALON)

Fungsi alat  : Mengukur Arah dan Kecepatan Angin  Lapisan Atas  (Kelipatan 1000 feet)
               Pengamatan angin atas yang dilakukan dengan melepaskan balon dan di ikuti Tehodolite untuk mengamati letak balon (Azimut dan Elevasi) pada saat-saat tertentu (setiap satu menit). Dalam hal ini kecepatan naik balon telah diketaui (500 feet/menit)
               Azimut / Arah horizontal adalah arah titik di tanah tegak lurus di bawah balon yang dimulai dari Utara (0 derajat).
               Elevasi / Arah vertikal adalah tinggi (sudut) balon dari pengamat
               Dengan didapatkannya data Azimut dan Elavasi, dengan bantuan program komputer akan didapatkan Arah dan kecepatan Agin lapisan atas.







3.      PENUTUP
     3.1. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa stasiun klimatologi adalah unit pelaksana teknis Badan Meteorologi Geofisika (BMG), yang mempunyai beberapa tugas diantaranya adalah sbb :
a. Melaksanakan pengamatan klimatologi
b. Pengumpulan dan penyebaran data
c. Penganalisaan dan prakiraan di wilayahnya.
d. Pelayanan jasa klimatologi dan kualitas udara
e. Pengamatan Meterorologi pertanian.


















4.      LAMPIRAN-LAMPIRAN

a.    Materi di ruang audiotorium


b.    Praktek menggunakan thodolite


c.    Melihat bentuk thermometer tanah


d.    Pengukuran lama penyinaran matahari dengan alat CAMPBLE STOKES

e.    Melihat penggunaan panic penguapan

f.     Melihat proses pengukuran radiasi sinar matahari





Selasa, 25 November 2014

CARA MENGUKUR MATA JARING

CARA MENGUKUR MATA JARING
Webbing atau jaring merupakan lembaran yang tersusun dari beberapa mata jaring yang merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai alat Penangkapan ikan.
Menurut Supardi Ardidja (2007) Webbing adalah gabungan sejumlah mata jaring yang dijurai baik dengan cara disimpul atau tanpa simpul, dibuat dengan menggunakan mesin atau tangan, baik yang terbuat dari serat alami maupun serat buatan, juga merupakan komponen utama alat penangkap ikan. Ukuran webbing dinyatakan dengan panjang dalam satuan panjang dan kedalaman dalam satuan jumlah mata jaring.

Gambar 1. Webbing Untuk Merakit Alat Penangkapan Ikan.

Ukuran webbing terdiri dari panjang dalam. Panjang webbing dinyatakan dalam meter pada keadaan mesh tertutup (stretched mesh). Jika sistem penomoran yang digunakan adalah Rtex, panjang dinyatakan dalam meter dan jika sistem penomoran menggunakan Denier system panjang dinyatakan dalam yard.
Jika menggunakan system penomoran Rtex panjangnya adalah 100 meter, bila menggunakan sistem Denier panjangnya adalah 100 yards.
Kedalaman webbing dinyatakan dalam jumlah mata pada keadaan mesh tertutup (stretched mesh) untuk semua system penomoran yang berlaku.



Gambar 1. Jumlah Mata Jaring Pada Sehelai Webbing

Namun demikian ukuran webbing selalu dinyatakan dengan panjang webbing (meter) dan dalam webbing (jumlah mata jaring) maka ukuran webbing dalam setiap lembar webbing utuh disesuaikan dengan sistem penomoran yang digunakan.
Jenis webbing ditentukan oleh bagaimana mata jaring dibentuk atau disimpul, secara umum jenisnya terbagi dua, yaitu webbing yang disimpul dan yang tidak disimpul. Simpul adalah suatu ikatan pembentuk mata jaring atau suatu cara penyambungan benang atau tali. Simpul pada pembuatan webbing umumnya terdiri dari empat macam, yaitu, (1) Flat knot (reef knot, square knot), (2) Trawler knot (English knot, sheet bend, round knot), (3) Double trawl knot, (4) Special flat knot.



Gambar 3. Jenis-Jenis Simpul Pada Webbing

Adapun alat penangkapan ikan yang bahan utama lembaran webbing adalah : Fish Net, Pukat Udang, Purse Seine, Gillnet, Payang, Dogol, Pukat Hela, Pukat Pantai dan Moroami dllnya.
Mata jaring (Mesh size) adalah jalinan tali jaring yang terdiri dari 4 knot dan 4 bar. Lebar Mata Jaring (Mesh size) ditentukan dengan mengukur jarak antara 2 knot yang berjauhan pada sisi dalam mata jaring dan bahan jaring dalam keadaan basah. Pengertian lain Mesh size adalah ukuran lubang pada jaring penangkap ikan. Ukuran mata jaring minimum seringkali ditentukan dengan aturan untuk menghindari penangkapan ikan muda yang bernilai sebelum mencapai ukuran
optimal untuk ditangkap.



Gambar 4. Mata Jaring (Mesh size)

Menurut Supardi Ardidja (2007) Mata jaring dibentuk oleh empat buah simpul dan empat buah bar, simpul yang terletak pada arah benang disebut mesh (jika simpul diurai benang jaring tidak terputus), dan yang tegak lurus dengan arah benang disebut point (benang jaring terputus). Ukuran mata jaring (mesh size) diukur dalam keadaan mata tertutup (stretched mesh).
Ukuran mata jaring (mesh size) diukur pada saat keadaan mata jaring tertutup kencang, atau saat kedua point berimpit atau ditarik kencang secukupnya. Satuan mata jaring ditentukan oleh sistem penomoran yang digunakan. Jika siatem penomoran menggunakan tex system satuannya adalah milimeter, sedangkan jika menggunakan denier system maka satuan ukuran mata jaring adalah inci.



Gambar 5. Ukuran Mata Jaring (Mesh size)

Bukaan Mata Jari pada saat webbing dipasangkan pada tali pelampung (float line) atau tali pemberat (sinker line) dengan rasio penggantungan tertentu maka mata jaring akan terbuka baik ke arah panjangnya maupun ke arah dalamnya. Besaran bukaan mata jaring sangat ditentukan oleh metode panangkapan ikan (bagaimana ikan ditangkap), apakah ikan harus dikurung, dijerat atau diloloskan. Selain itu juga ditentukan oleh bentuk ikan yang akan ditangkap.
Friedman (1968) menyatakan bahwa ukuran mata jaring yang akan digunakan untuk menangkap ikan tertentu ditentukan oleh setengah keliling overculumnya, sedangkan lebar bukaan mata jaring ditentukan oleh bentuk tubuh ikan (bulat atau pipih). Pipihpun terbagi dua apakah pipih arah vertikal atau pipih arah horisontal.

Gambar 6. Ukuran Mata Jaring (Mesh size) dan Ikan Tujuan Penangkapan

Keterangan :
a. Ikan tidak terjerat karena ukuran mata jaring lebih kecil dari             setengah keliling overculum;
b. Ikan terjerat karena ukuran mata jaring sesuai dengan setengah keliling overculum;
c. Ikan lolos karena ukuran mata jaring lebih kecil dari setenah             keliling overculum.

         Benang webbing merupakan jalinan tali jaring atau benang mempunyai besaran atau diameter. Diameter benang jaring yang sering digunakan untuk membuat alat tangkap ikan berkisar 0,20 mm sampai 8 mm. Secara umum kontsruksi benang terdiri dari benang jaring yang dipintal (twisted) dan dianyam (braided). Bahan dasar pembuatan benang adalah dari serat-serat benang yang dijadikan satu menjadi single yarn, kemudian tiga single yarn dipintal menjadi netting yarn. Netting yarn adalah istilah untuk semua material tekstil yang sesuai untuk merakit alat penangkap ikan, yang mungkin secara langsung dijurai dengan mesin atau dengan tangan, tanpa perlu proses lanjutan.



Gambar 7. Benang Webbing



Gambar 8. Konstruksi Benang Jaring dipintal (Klust, 1993)

Untuk mengukur diameter benang selain pengukuran langsung dengan alat seperti micrometer, kaca pembesar dan mikroskop, ada cara lain seperti dibawah ini. Menggunakan jangka sorong Menggunakan penggaris sederhana

Gambar 9. Cara Mengukur Diameter Benang

Benang dimasukkan kedalam jangka sorong lalu lihat ukurannya atau lilitkan benang 20 kali pada pensil lalu ukur panjang lilitannya. Bila benang dililitkan 20 kali sepanjang 60 mm maka diameter benang adalah = 60/20 = 3 mm.
Keterangan :
Titre (denier): Td = berat (g) setiap 9000 m serat dalam bentuk          yarn
Metrik number: Nm = panjang (m) setiap 1 kg serat
English number: Nec = panjang (kelipatan dari 840 untuk katun        yard) setiap pon (lb) serat
International: Tex = berat (g) setiap 1000 m serat system
Cara pengukuran panjang mata jaring (Mesh Size) dan bukaan mata jaring dilakukan dengan berbagai cara berdasarkan surat Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 1546/DPT.2/PI.320.02/IV/08 tanggal 14 April 2008 perihal Pedoman cara pengukuran panjang mata jaring (mesh size) dan bukaan mata jaring sebagai berikut :
A. Dengan Mata Jaring
1. Jaring Simpul



Gambar 10. Cara Mengukur Mata Jaring (mesh size) Jaring Bersimpul

2. Mata Sigi Enam

Gambar 11. Cara Mengukur Mata Jaring (mesh size) Mata Sigi Enam

3. Jaring Tanpa Simpul (Raschel Type)

Gambar 12. Cara Mengukur Mata Jaring (mesh size) Jaring Tanpa Simpul (Raschel type)

Keterangan :
Ukuran mata jaring teregang/mesh size (a) : Jarak (arah tegak) antara titik tengah dua simpul berhadapan dan mata jaring yang diregang (tertutup).
Ukuran bukaan mata (OM) : Ukuran dalam maksimum (arah tengah) antara dua simpul yang berhadapan dari mata jaring yang direngang.
Panjang kaki (bar) = b

B. Dengan Sepuluh Mata Jaring
Cara mengukur panjang jaring sejumlah sepuluh mata yang ditarik secara sempurna ke arah vertikal (sampai bar/kaki pembentuk mata jaring berimpit). Berdasarkan panjang jaring hasil pengukuran tersebut, kemudian dibagi dengan jumlah mata sepuluh. Hasil pembagian tersebut adalah ukuran mata jaring
(mesh size) jaring dimaksud.
Contoh :
Terhadap 10 mata jaring yang ditarik sempurna, setelah diukur diperoleh ukuran panjang sebesar 30 cm. Selanjutnya 30 cm dibagi dengan jumlah mata (10 buah) diperoleh hasil 3 cm. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ukuran mata jaring (mesh size) tersebut adalah 3 cm.

Gambar 13. Cara Mengukur Mata Jaring (mesh size) Dengan Sepuluh Mata

Pengukuran harus dilakukan pada beberapa titik / tempat yang berbeda 
dalam 1 (satu) bagian yang sama. Misalnya pada bagian kantong/cod-end pukat udang atau pukat ikan, panjang kantong dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, kemudian pada masing-masing bagian dilakukan pengukuran mesh size (dengan catatan : mengabaikan ukuran ekstrimnya) pada 10 (sepuluh) titik yang
berbeda. Hasil masing-masing pengukuran tersebut kemudian ditentukan nilai rata-ratanya. Maka nilai rata-rata tersebut adalah ukuran mata jaring (mesh size) bagian yang dimaksud.

Cara sederhana mengukur mata jaring sebagai berikut :
Tarik kencang satu baris benang (misal 10 mata) dalam arah tegak/vertikal (untuk arah N atau tegak).
Ukur jarak antara titik tengah 2 simpul (atau sambungan) yang dipisahkan 10 mata.
Bagi hasilnya dengan 10, hasil pembagian tersebut merupakan panjang satu mata jaring (mesh size).

Contoh Soal Sebuah potongan bahan jaring mempunyai jumlah mata sebanyak 10 buah seperti terlihat pada gambar di bawah. Setelah ditarik secara sempurna ke arah vertikal (sampai bar/kaki pembentuk mata jaring berimpit) ternyata panjang jaring tersebut adalah 10 cm yang diukur dari tengah simpul antara ujung yang satu dengan ujung yang lain dari sepuluh mata jaring tersebut. Berapakah panjang satu mata jaring dari potongan jaring tersebut?
Jawab dari pengukuran panjang 10 mata jaring = 10 cm. Maka panjang satu mata jaring = 10/10 = 1 cm

Gambar 13. Cara Sederhana Mengukur Mata Jaring (mesh size)

C. Alat Ukur Mata Jaring (Net Gauge)
Alat ukur mata jaring (net gauge) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur mata jaring yang dibuat oleh Pusat Riset Teknologi Kelautan Badan Riset Kelautan dan Perikanan yang terdiri dari Pengukur Mata Jaring Kecil, Pengukur Mata Jaring Besar dan Pemberat (bandul). Alat tersebut terbuat dari bahan kuningan.

Gambar 14. Alat Ukur Mata Jaring (Net Gauge)

Teknik pengukuran mata jaring yaitu dengan metode “wet and stretch open mesh size”, yaitu dengan cara bahan jaring dalam keadaan basah (operasional) serta tertarik. Dimana besarnya beban tarikan ditentukan oleh berat bandul.

Gambar 15. Pemasangan Net Gauge Pada Mata Jaring

Pelaksanaan pengukuran sebagai berikut ;
Gunakan alat ukur mata jaring (net gauge) yang sesuai dengan lebar mata jaring yang hendak diukur.
Masukan alat pengukur tersebut pada mata jaring.
Atur posisi alat ukur sehingga kedua sisi alat ukur seperti gambar open mesh size diatas.
Pasang pemberat (bandul) pada tempatnya sehingga posisi mendatar.
Ukuran mata jaring dapat dilihat pada sisi-sisi alat ukur.

Gambar 16. Pemasangan Pemberat Net Gauge Pada Mata Jaring

Gambar 17. Pengukuran Mata Jaring Dengan Net Gauge

Gambar 18. Cara Pengukuran Mata Jaring di Berbagai Negara


Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai alat tangkap ikan seperti Jenis & Jumlah, Ukuran Pokok API dan Mata Jaring (Mesh Size) jangan sampai tidak sesuai yang tertera pada Surat Izin Penangkapan Ikan.
Beberapa ketentuan ukuran alat penangkapan ikan adalah sebagai berikut :
1. Pukat Ikan (Fish Net), Mesh Size Kantong > 50 mm pada groud       rope tidak menggunakan bobin dan rantai pengejut. Tidak                 dioperasikan oleh 2 (dua) kapal.
2. Pukat Udang (PU), Mesh Size Kantong > 30 mm memakai TED/API jarak jeruji > 10 cm. Tidak dioperasikan oleh 2 (dua) kapal.
3. Purse Seine Pelagis Kecil (PSPK):
- Mesh Size Kantong Min. 25 mm
- Mesh Size badan Min. 50 mm
4. Purse Seine Pelagis Besar (PSPB):
- Mesh Size Kantong Min. 25 mm
- Mesh Size badan Min 60 mm
5. Jaring Insang (Gill Net) di ZEEI (Permen No.                                    PER.08/MEN/2008) tentang penggunaan alat penangkapan ikan      jaring insang (gill net) di ZEEI.
A. Jaring Insang Hanyut (Drift Gill Net)
- Mesh Size Kantong min. 10 cm
- Panjang Jaring max. 10. 000 meter
- Kedalaman Jaring max. 30 meter
B. Jaring Insang Tetap (Set Gill Net)
- Mesh Size Kantong min. 20 cm
- Panjang Jaring max. 10. 000 meter
- Kedalaman Jaring max. 30 meter
6. Jaring Insang (Gill Net) di Periaran Teritorial. Untuk ukuran alat tangkap jaring insang diperairan teritorial tidak terlalu jauh berbeda dengan jaring insang yang dioperasikan di perairan ZEEI, kecuali ukuran panjang jaringnya dimana panjang jaring untuk alat tangkap jaring insang (gill net) yang dioperasikan di perairan teritorial max. 2500 meter.




Pustaka : Supardi Ardidja, 2007, Bahan Alat Penangkapan Ikan dan Rancang Bangun Alat 
Penangkapan Ikan, Surat Dirjen Perikanan Tangkap No. 1546/DPT.2/PI.320.02/IV/08 Tanggal 14 April 2008 Perihal Pedoman Cara Pengukuran panjang mata jaring (mesh size) dan bukaan Mata Jaring, BBPPI Semarang, 2006, Panduan Teknis Usaha Penangkapan Ikan, Pusat Riset Tehnologi Kelautan, Petunjuk Pemakaian Alat Ukur Mata Jaring, Beberapa Paparan dari Pejabat Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap.

Template by:

Free Blog Templates